Saturday, July 21, 2012

Sebagian dari kita mungkin baru mendengar istilah ini. Bell’s palsy adalah kelumpuhan wajah sebelah yang timbul mendadak akibat lesi(lecet) saraf fasialis(saraf wajah), dan mengakibatkan distorsi (kekakuan/kekenduran otot) wajah yang khas. Bell’s palsy merupakan suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Penemu penyakit ini Adalah Sir Charles Bell makanya disebut Bell’s palsy. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa, jarang pada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas (ISPA) yang erat hubungannya dengan cuaca dingin.

Banyak orang mengira bahwa bell’s palsy merupakan stroke, tetapi pada hakikatnya bell’s palsy berbeda dengan serangan stroke. Yang menjadi pembeda paling mendasar adalah pada bell’s palsy tidak disertai dengan kelemahan pada anggota gerak. Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada serangan stroke saraf yang rusak adalah pada saraf otak yang mengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan pada kasus bell’s palsy, kerusakan yang terjadi langsung pada saraf yang mengurus persarafan wajah yaitu saraf fasialis.

Banyak kontroversi mengenai Penyebab dari Bell’s palsy, Dulu, masuk angin (misalnya hawa dingin, AC, atau menyetir mobil dengan jendela terbuka) dianggap sebagai satu-satunya pemicu Bell’s palsy.  Namun ada penyebab lainnya misalnya infeksi virus serta iskemik(kekurangan suplai O2) ataupun kecelakaan.Namun,  Yang jelas sih penyebab ini membuat sebuah kerusakan pada saraf di wajah.

Pada awalnya, penderita merasakan ada kelainan di mulut pada saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur, minum atau berbicara. Setelah merasakan adanya kelainan di daerah mulut maka penderita biasanya memperhatikannya lebih cermat dengan menggunakan cermin.

Mulut tampak moncong terlebih pada saat meringis, kelopak mata tidak dapat dipejamkan (lagoftalmos), waktu  penderita disuruh menutup kelopak matanya maka bola mata tampak berputar ke atas.(tanda Bell). Penderita tidak dapat bersiul atau meniup, apabila berkumur atau minum  maka air keluar melalui sisi mulut yang lumpuh. Ngeri sekali kan.

Nah apa atuh terapi untuk mengatasi masalah ini. Sebenarnya banyak terapi yang ditawarkan. Namun secara medis/ilmu kedokteran.Terapi pertama yang harus dilakukan adalah penjelasan kepada penderita bahwa penyakit yang mereka derita bukanlah tanda stroke, hal ini menjadi penting karena penderita dapat mengalami stress yang berat ketika terjadi salah pengertian. Kemudian diberikan pengobatan, dan Fisioterapi.
  • Latihan wajah
Komponen lain yang tidak kalah pentingnya dalam optimalisasi terapi adalah latihan wajah. Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan tetapi kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya. Sehingga latihan wajan ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase akut dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna mengingkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakkan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin. Gerakan yang dapat dilakukan berupa:
  • Tersenyum
  • Mencucurkan mulut, kemudian bersiul
  • Mengatupkan bibir
  • Mengerutkan hidung
  • Mengerutkan dahi
  • Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manual
  • Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari
Setelah melakukan terapi tersebut sebagian penderita akan sembuh total dan sebagian akan meninggalkan gejala sisa yang dapat berupa:Kontraktur,(Hal ini dapat terlihat dari tertariknya otot, dan lebih jelas terlihat pada sisi yang lumpuh dibanding pada sisi yang sehat. Terjadi bila kembalinya fungsi sangat lambat. Kontraktur tidak tampak pada waktu otot wajah  istirahat, tetapi menjadi jelas saat otot wajah bergerak.kemudian bisa terjadi Sinkinesia (associated movement),Dalam  hal ini otot-otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau tersendiri; selalu timbul gerakan bersama. Misal bila pasien disuruh memejamkan mata, maka akan timbul gerakan (involunter) elevasi sudut mulut, kontraksi platisma, atau berkerutnya dahi. Penyebabnya adalah  innervasi yang salah, serabut saraf yang mengalami regenerasi bersambung dengan serabut-serabut otot yang salah.

Spasme spontan(Dalam hal ini otot-otot wajah bergerak secara spontan, tidak terkendali.). Nah Sekilas mengenai penyakit Bell’s palsy ini, namanya sih cantik dan imut tapi tidak dengan penyakitnya hehe,, so jaga terus kesehatan kita ok.

Link 
Categories:

0 comments:

Post a Comment