Sebagian dari kita mungkin baru mendengar istilah ini. Bell’s palsy
adalah kelumpuhan wajah sebelah yang timbul mendadak akibat lesi(lecet)
saraf fasialis(saraf wajah), dan mengakibatkan distorsi
(kekakuan/kekenduran otot) wajah yang khas. Bell’s palsy merupakan suatu
kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan
tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Penemu penyakit ini Adalah Sir
Charles Bell makanya disebut Bell’s palsy. Penyakit ini lebih sering
ditemukan pada usia dewasa, jarang pada anak di bawah umur 2 tahun.
Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas (ISPA) yang
erat hubungannya dengan cuaca dingin.
Banyak orang mengira bahwa
bell’s palsy merupakan stroke, tetapi pada hakikatnya bell’s palsy
berbeda dengan serangan stroke. Yang menjadi pembeda paling mendasar
adalah pada bell’s palsy tidak disertai dengan kelemahan pada anggota
gerak. Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada
serangan stroke saraf yang rusak adalah pada saraf otak yang mengatur
pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan pada kasus
bell’s palsy, kerusakan yang terjadi langsung pada saraf yang mengurus
persarafan wajah yaitu saraf fasialis.
Banyak kontroversi mengenai
Penyebab dari Bell’s palsy, Dulu, masuk angin (misalnya hawa dingin,
AC, atau menyetir mobil dengan jendela terbuka) dianggap sebagai
satu-satunya pemicu Bell’s palsy. Namun ada penyebab lainnya misalnya
infeksi virus serta iskemik(kekurangan suplai O2) ataupun
kecelakaan.Namun, Yang jelas sih penyebab ini membuat sebuah kerusakan
pada saraf di wajah.
Pada awalnya, penderita merasakan ada
kelainan di mulut pada saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur,
minum atau berbicara. Setelah merasakan adanya kelainan di daerah mulut
maka penderita biasanya memperhatikannya lebih cermat dengan menggunakan
cermin.
Mulut tampak moncong terlebih pada saat meringis, kelopak
mata tidak dapat dipejamkan (lagoftalmos), waktu penderita disuruh
menutup kelopak matanya maka bola mata tampak berputar ke atas.(tanda
Bell). Penderita tidak dapat bersiul atau meniup, apabila berkumur atau
minum maka air keluar melalui sisi mulut yang lumpuh. Ngeri sekali kan.
Nah
apa atuh terapi untuk mengatasi masalah ini. Sebenarnya banyak terapi
yang ditawarkan. Namun secara medis/ilmu kedokteran.Terapi pertama yang
harus dilakukan adalah penjelasan kepada penderita bahwa penyakit yang
mereka derita bukanlah tanda stroke, hal ini menjadi penting karena
penderita dapat mengalami stress yang berat ketika terjadi salah
pengertian. Kemudian diberikan pengobatan, dan Fisioterapi.
- Latihan wajah
Komponen
lain yang tidak kalah pentingnya dalam optimalisasi terapi adalah
latihan wajah. Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan
tetapi kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya. Sehingga
latihan wajan ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase akut dapat
dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna
mengingkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan
dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang
otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakkan otot-otot wajah.
Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin. Gerakan yang dapat
dilakukan berupa:
- Tersenyum
- Mencucurkan mulut, kemudian bersiul
- Mengatupkan bibir
- Mengerutkan hidung
- Mengerutkan dahi
- Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manual
- Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari
Setelah
melakukan terapi tersebut sebagian penderita akan sembuh total dan
sebagian akan meninggalkan gejala sisa yang dapat berupa:Kontraktur,(Hal
ini dapat terlihat dari tertariknya otot, dan lebih jelas terlihat pada
sisi yang lumpuh dibanding pada sisi yang sehat. Terjadi bila
kembalinya fungsi sangat lambat. Kontraktur tidak tampak pada waktu otot
wajah istirahat, tetapi menjadi jelas saat otot wajah
bergerak.kemudian bisa terjadi Sinkinesia (associated movement),Dalam
hal ini otot-otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau tersendiri;
selalu timbul gerakan bersama. Misal bila pasien disuruh memejamkan
mata, maka akan timbul gerakan (involunter) elevasi sudut mulut,
kontraksi platisma, atau berkerutnya dahi. Penyebabnya adalah innervasi
yang salah, serabut saraf yang mengalami regenerasi bersambung dengan
serabut-serabut otot yang salah.
Spasme spontan(Dalam hal
ini otot-otot wajah bergerak secara spontan, tidak terkendali.). Nah
Sekilas mengenai penyakit Bell’s palsy ini, namanya sih cantik dan imut
tapi tidak dengan penyakitnya hehe,, so jaga terus kesehatan kita ok.
0 comments:
Post a Comment