Thursday, August 7, 2014

Apa yang Anda ketahui tentang Osteoartritis?
dr. Jessica Florencia

Seringkali kita lebih sering mendengar orang-orang menyebutnya dengan istilah rematik. Osteoartritis merupakan penyakit persendian yang paling banyak ditemukan. Pada osteoartritis terjadi penyempitan celah sendi karena rusaknya tulang rawan sendi yang dapat disertai dengan pertumbuhan tulang rawan dan tulang baru pada persendian. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan sendi dan rasa kaku pada persendian.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, namun dapat juga terjadi pada pria, terutama pada usia di atas 40 tahun dan memiliki berat badan berlebih. Penyakit osteoartritis lebih sering menyerang para pria yang sering bekerja berat seperti pekerja konstruksi/mekanik, pekerja lapangan, dan mereka yang banyak bekerja secara fisik (mengangkat benda berat, menekuk lutut, aktivitas berulang-ulang). Olahragawan pria yang sering mengalami trauma pada persendian juga terancam menderita penyakit ini. Persendian yang paling sering mengalami masalah ini adalah sendi-sendi jari tangan, lutut dan panggul.

Lebih parah jika minum soda
Belum lama ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Bing Lu, Phd, asisten profesor di fakultas kedokteran Harvard menunjukkan bahwa osteoartritis yang terjadi pada pria dapat menjadi lebih parah, jika pria tersebut sering mengonsumsi minuman manis bersoda.
Selain menyebabkan peningkatan berat badan, minuman manis bersoda ternyata menyebabkan proses penyakit osteoartritis pada pria menjadi semakin parah. Menariknya, hal ini tidak terjadi pada wanita. Penelitian yang dilakukan pada 2.149 pria dan wanita penderita osteoartritis ini menunjukkan bahwa pada pria yang mengonsumsi lebih dari 4 kaleng minuman manis bersoda dalam 1 minggu mengalami proses penyempitan celah sendi 2 kali lebih cepat. Namun, dalam penelitian ini, belum dapat diketahui faktor penyebab dan mekanisme yang mendasari perburukan yang osteoartritis yang lebih cepat terjadi karena minuman manis bersoda.

Apa yang dianjurkan?
Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh kebenaran dari hasil penelitian dr. Bing Lu ini. Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab mengenai mekanisme jelas   efek minuman manis bersoda pada proses perjalanan penyakit osteoartritis. Bagi para pria, baik penderita osteoartritis maupun tidak, dianjurkan untuk mengatur frekuensi minum minuman manis bersoda dan menjaga berat badan dalam batas ideal. Jika ingin mengonsumsi minuman manis bersoda jangan sampai berlebihan. Konsumsilah makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang sehingga kesehatan lebih terjaga dan kualitas hidup menjadi lebih baik. (JF)

Stroke sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun / 10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8 %). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung, kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma, penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak, dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout), lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo) muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up) stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun / 10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8 %). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung, kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma, penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak, dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout), lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo) muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up) stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun / 10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8 %). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung, kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma, penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak, dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout), lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo) muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up) stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun / 10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8 %). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung, kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma, penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak, dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout), lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo) muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up) stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun / 10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8 %). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung, kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma, penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak, dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout), lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo) muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up) stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf

0 comments:

Post a Comment