Apa yang Anda ketahui tentang Osteoartritis?
dr. Jessica Florencia
Seringkali
kita lebih sering mendengar orang-orang menyebutnya dengan istilah
rematik. Osteoartritis merupakan penyakit persendian yang paling banyak
ditemukan. Pada osteoartritis terjadi penyempitan celah sendi karena
rusaknya tulang rawan sendi yang dapat disertai dengan pertumbuhan
tulang rawan dan tulang baru pada persendian. Hal ini dapat menyebabkan
rasa nyeri, pembengkakan sendi dan rasa kaku pada persendian.
Penyakit
ini lebih sering terjadi pada wanita, namun dapat juga terjadi pada
pria, terutama pada usia di atas 40 tahun dan memiliki berat badan
berlebih. Penyakit osteoartritis lebih sering menyerang para pria yang
sering bekerja berat seperti pekerja konstruksi/mekanik, pekerja
lapangan, dan mereka yang banyak bekerja secara fisik (mengangkat benda
berat, menekuk lutut, aktivitas berulang-ulang). Olahragawan pria yang
sering mengalami trauma pada persendian juga terancam menderita penyakit
ini. Persendian yang paling sering mengalami masalah ini adalah
sendi-sendi jari tangan, lutut dan panggul.
Lebih parah jika minum soda
Belum
lama ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Bing Lu, Phd,
asisten profesor di fakultas kedokteran Harvard menunjukkan bahwa
osteoartritis yang terjadi pada pria dapat menjadi lebih parah, jika
pria tersebut sering mengonsumsi minuman manis bersoda.
Selain
menyebabkan peningkatan berat badan, minuman manis bersoda ternyata
menyebabkan proses penyakit osteoartritis pada pria menjadi semakin
parah. Menariknya, hal ini tidak terjadi pada wanita. Penelitian yang
dilakukan pada 2.149 pria dan wanita penderita osteoartritis ini
menunjukkan bahwa pada pria yang mengonsumsi lebih dari 4 kaleng minuman
manis bersoda dalam 1 minggu mengalami proses penyempitan celah sendi 2
kali lebih cepat. Namun, dalam penelitian ini, belum dapat diketahui
faktor penyebab dan mekanisme yang mendasari perburukan yang
osteoartritis yang lebih cepat terjadi karena minuman manis bersoda.
Apa yang dianjurkan?
Penelitian
lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh
kebenaran dari hasil penelitian dr. Bing Lu ini. Masih banyak pertanyaan
yang harus dijawab mengenai mekanisme jelas efek minuman manis
bersoda pada proses perjalanan penyakit osteoartritis. Bagi para pria,
baik penderita osteoartritis maupun tidak, dianjurkan untuk mengatur
frekuensi minum minuman manis bersoda dan menjaga berat badan dalam
batas ideal. Jika ingin mengonsumsi minuman manis bersoda jangan sampai
berlebihan. Konsumsilah makanan dan minuman yang sehat dan bergizi
seimbang sehingga kesehatan lebih terjaga dan kualitas hidup menjadi
lebih baik. (JF)
Stroke
sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan
mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia,
stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun /
10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8
%). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada
tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia
relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada
tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa
penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita
mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya
penyumbatan
biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung,
kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat
perdarahan
menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma,
penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak,
dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan
pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang
rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga
berolahraga
teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki
penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih
penting lagi adalah secara rutin melakukan
skrining
pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena
bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula
dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat
melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit
yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut
di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (
blackout),
lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo)
muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang
tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan
peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan
sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah
otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan
sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara
mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan
penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi
stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk
memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin
timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (
general check up)
stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan
di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada
keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk
mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke
sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan
mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia,
stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun /
10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8
%). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada
tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia
relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada
tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa
penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita
mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan
biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung,
kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan
menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma,
penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak,
dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga
teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki
penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih
penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining
pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena
bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula
dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat
melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit
yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut
di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout),
lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo)
muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang
tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan
peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan
sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah
otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan
sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara
mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan
penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi
stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk
memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin
timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up)
stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan
di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada
keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk
mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke
sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan
mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia,
stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun /
10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8
%). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada
tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia
relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada
tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa
penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita
mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya penyumbatan
biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung,
kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat perdarahan
menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma,
penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak,
dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga berolahraga
teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki
penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih
penting lagi adalah secara rutin melakukan skrining
pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena
bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula
dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat
melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit
yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut
di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (blackout),
lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo)
muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang
tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan
peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan
sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah
otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan
sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara
mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan
penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi
stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk
memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin
timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (general check up)
stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan
di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada
keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk
mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke
sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan
mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia,
stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun /
10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8
%). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada
tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia
relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada
tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa
penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita
mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya
penyumbatan
biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung,
kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat
perdarahan
menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma,
penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak,
dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan
pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang
rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga
berolahraga
teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki
penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih
penting lagi adalah secara rutin melakukan
skrining
pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena
bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula
dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat
melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit
yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut
di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (
blackout),
lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo)
muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang
tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan
peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan
sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah
otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan
sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara
mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan
penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi
stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk
memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin
timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (
general check up)
stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan
di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada
keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk
mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf
Stroke
sampai saat ini memang masih merupakan penyakit yang menakutkan dan
mengancam setiap orang. Data dari WHO 2011 menunjukkan bahwa di dunia,
stroke merupakan penyebab kematian kedua (6.15 juta kematian per tahun /
10.8%) setelah penyakit jantung (7.25 juta kematian per tahun / 12.8
%). Bahkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan utama pada
tubuh manusia.
Belakangan ini sering terjadi stroke menyerang mereka yang berusia
relatif muda. Hal itu terlihat dari data yang berhasil dihimpun pada
tahun 2004 oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menyebutkan bahwa
penderita stroke yang masih relatif muda dan produktif di negeri kita
mencapai 18.5 %.
Stroke terjadi karena adanya penyumbatan atau perdarahan di pembuluh darah otak. Stroke akibat adanya
penyumbatan
biasanya melanda mereka yang mengidap kencing manis, penyakit jantung,
kolesterol tinggi, stress, dan sebagainya. Sedangkan stroke akibat
perdarahan
menyerang mereka yang mengidap hipertensi, tumor otak, aneurisma,
penyakit darah ( leukemia, anemia), kelainan bentuk pembuluh darah otak,
dan sebagainya
Untuk mencegah kemungkinan terserang stroke,bagi yang sehat sedini mungkin sebaiknya menjalankan
pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang
rendah kolesterol, tidur cukup, tidak stress, juga
berolahraga
teratur. Olah raga dan pola hidup sehat dapat memperbaiki
penyakit-penyakit yang dapat mencetuskan stroke. Namun, yang lebih
penting lagi adalah secara rutin melakukan
skrining
pemeriksaan darah di laboratorium. Skrining ini perlu dilakukan karena
bila terjadi kelainan seperti meningkatnya kolestrol atau kadar gula
dalam tubuh, dan sebagainya, dapat segera diketahui sehingga kita dapat
melakukan antisipasi sesuai petunjuk dokter agar terhindar dari penyakit
yang dapat memicu terjadinya stroke.
Sedangkan bagi mereka yang telah mengidap penyakit seperti tersebut
di atas, apalagi disertai dengan keluhan kesemutan, pingsan sejenak (
blackout),
lumpuh (baik yang kemudian pulih maupun menetap), pusing (vertigo)
muntah, kejang, menurunnya tingkat kesadaran, dan gejala saraf lain yang
tidak biasa, dalam pemeriksaannya perlu dilakukan deteksi menggunakan
peralatan radiologi seperti MRI, MRA, CT Scan, CT Angiografi dan
sebagainya, sehingga bila diketahui ada kelainan pada pembuluh darah
otak (misalnya kelainan pembuluh darah bawaan lahir: AVM, aneurisma, dan
sebagainya) dapat segera ditangani sesuai diagnosanya.
Yang pasti sebagian besar stroke dapat dihindarkan dengan cara
mendeteksi faktor pencetusnya , yang kemudian dilanjutkan dengan
penanganan yang baik dan benar. Apabila stroke sudah terjadi, deteksi
stroke tetap diperlukan dan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat setelah diagnosanya diperoleh. Hal ini sangat penting untuk
memperkecil risiko kematian dan mengurangi risiko kecacatan yang mungkin
timbul.
Akhir-akhir ini di rumah sakit-rumah sakit besar sering dianjurkan untuk pemeriksaan skrining (
general check up)
stroke bagi segala usia. Hal ini sangat baik untuk pemeriksaan kelainan
di luar tengkorak. Apabila menjumpai gejala saraf yang lain daripada
keadaan biasa sebaiknya segera dikonsulkan ke dokter ahlinya untuk
mencari penyebabnya.
- See more at: http://www.pilihdokter.com/id/blog/deteksi-dini-stroke#sthash.kE44xwQR.dpuf