Peristiwa memilukan terjadi dua tahun lalu di Kota Pemantang Siantar, Sumatera Utara. Seorang
remaja ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya. Diduga kuat aksi
nekat itu dipicu oleh kekecewaan korban lantaran gagal masuk Perguruan
Tinggi Negeri (PTN).
Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat masih meyakini PTN adalah segala-galanya. Hanya dengan belajar di PTN orang bisa meraih sukses di masa depan. Namun, apakah memang benar demikian? Sudah pasti jawabnya tidak.
Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat masih meyakini PTN adalah segala-galanya. Hanya dengan belajar di PTN orang bisa meraih sukses di masa depan. Namun, apakah memang benar demikian? Sudah pasti jawabnya tidak.
Kenyataan
di lapangan menunjukkan, banyak lulusan PTN yang hingga kini kesulitan
mencari kerja. Sebaliknya, tidak sedikit jebolan Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) yang mampu menduduki posisi strategis di perusahaan maupun
instansi ternama.
Sandi
Widjaja, HRD & GA Manager at PT. Kalbe Farma Tbk, mengatakan, dalam
menerima pegawai selama ini tidak ada perbedaan antara lulusan PTN dan
PTS. Yang lebih menentukan adalah kapabilitas, skill, dan pengalaman
calon karyawan.
“Jadi bukan semata-mata asal perguruan tingginya,” ungkap Sandi.
Meski
demikian, secara tidak langsung, terkadang hal itu juga
dipertimbangkan. Perguruan tinggi swasta yang masih baru atau kurang
terkenal biasanya belum mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas.
Butuh waktu bagi mereka untuk membuktikan kualitasnya.
“Namun, hal itu bukan menjadi masalah besar. Kan kompetensi mereka bisa dicek lewat wawancara maupun tes kerja,” imbuh Sandi.
Chandra
Ming, General Manager JobsDb.com menjelaskan dalam proses rekrutmen,
sebagian besar perusahaan kini tidak lagi terlalu fokus pada asal kampus
kandidat karyawan. Fakta ini tidak lepas dari banyaknya PTS yang
terbukti mampu bersaing dengan PTN. Namun, kata Chandra, bukan berarti
jejak alumni sama sekali tidak dipertimbangkan.
“Ada fenomena para pencari kerja membela alumninya. Mungkin ini karena networking yang sudah terjalin sejak lama,” katanya.
Chandra
menyebut ada beberapa BUMN yang biasanya lebih senang mencari kandidat
karyawan dari PTN tertentu. Hal ini dipicu salah satunya karena memang
sudah banyak lulusan PTN yang sudah lama bekerja di sana. Sebaliknya,
perusahaan swasta yang terlanjur “dikuasai” alumni PTS tertentu,
biasanya akan mencari lulusan PTS tempat mereka dulu kuliah.
Salah
satu PTS jempolan yang memiliki jaringan yang kuat dan luas, menurut
Chandra, adalah Prasetiya Mulia Business School (PMBS) yang berdiri
sejak 1982. Kampus yang didirikan oleh lebih dari 70 pemimpin bisnis
Indonesia ini mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan mudah mencari
kerja.
Hal
tak jauh beda disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB),
Prof. Akhmaloka. Dia mengatakan kebijakan mencari kandidat karyawan dari
perguruan tinggi tertentu bukan semata terkait alma mater. Lebih dari
itu, hal tersebut merupakan bukti diakuinya kualitas perguruan tinggi
yang bersangkutan.
“Jadi
tidak berlebihan jika ada perusahaan atau instansi yang memang
mengambil lulusan dari perguruan tinggi yang sama,” ungkap Prof.
Akhmaloka.
Sementara
itu, Dirjen Dikti Djoko Santoso mengatakan tidak semua lulusan PTN
berhasil mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua tergantung pada
kemampuan intelektual dan sosial masing-masing. Apalagi, di tengah
kompetisi global seperti sekarang.
Menurut
Djoko, kesuksesan sejatinya bergantung pada diri masing-masing orang.
Kampus hanya membantu mengembangkan bakat dan kemampuan terbaik yang
dimiliki mahasiswanya. Mereka yang sungguh-sungguh dalam belajar akan
lebih mudah memenangi persaingan.
Biasanya mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Swasta karena kekurangannya malah lebih kreatif, Mas. hehe
ReplyDeletebetuuul :D heheh
ReplyDeletepostingannya jempol..ditunggu postingan selanjutnya
ReplyDelete