“Intervensi diet untuk menurunkan kadar
kolesterol darah dan memodifikasi kadar lipoprotein darah merupakan
ujung tombak dari pencegahan dan terapi penyakit jantung koroner,”
merupakan kalimat pembuka dalam artikel ini.
“Saat ini, konsumsi kacang guna
menurunkan kolesterol merupakan fokus para peneliti karena potensi
mereka untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan menurunkan
kadar lemak darah. Penurunan kadar kolesterol darah dalam hal ini
dikarenakan nutrisi yang unik yang terkandung di dalam kacang. Kacang
kaya akan protein nabati, lemak (asam essensial tidak jenuh), serat,
mineral, vitamin, dan komponen lainnya seperti antioksidan dan
phytoesterols.
Joan Sabaté, M.D., Dr.P.H., dari
Universitas Loma Linda California dkk, mengumpulkan data primer dari
hasil penelitian yang melibatkan konsumsi 25 jenis kacang pada tujuh
kota serta 583 partisipan wanita maupun pria yang memiliki kadar
kolesterol tinggi maupun normal. Semua penelitian ini membandingkan
antara grup kontrol dan grup yang mengonsumsi kacang, partisipan tidak
meminum obat penurun kolesterol.
Partisipan dalam penelitian ini
mengonsumsi sekitar 67 gram kacang per hari. Konsumsi kacang dalam
jumlah 67 g/hari berkaitan dengan penurunan rata-rata 5.1% konsentrasi
kolesterol total, 7.4% penurunan LDL atau kolesterol ‘jahat’, serta
8.3% perubahan dalam rasio LDL/HDL. Sebagai tambahan, konsumsi kacang
juga dapat menurunkan kadar trigliserida sekitar 10.2% bagi individu
dengan hipertrigliserida (minimal 150 mg/dl).
Efek dari konsumsi kacang ini memang
sangat tergantung dari jumlah kacang yang dikonsumsi. Perbedaan tipe
kacang tidak mempengaruhi efeknya pada kadar kolesterol darah. Efek
konsumsi kacang memodifikasi kadar kolesterol LDL-C serta Indeks Massa
Tubuh.
Hail ini menunjang kesimpulan yang
menunjukkan bahwa kacang dapat digunakan sebagai terapi intervensi
untuk memperbaiki kadar kolesterol darah. Meningkatkan konsumsi kacang
diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah (paling tidak dalam
waktu singkat) dan memiliki potensi untuk menurunkan risiko penyakit
jantung koroner.
0 comments:
Post a Comment