Menurut riset Dr. Rui Hai Liu dari
Universitas Cornell, seperti halnya buah-buahan dan sayuran, beras merah
juga mengandung fenolik, salah satunya zat antioksidan yang mampu
menghambat radikal bebas pemicu kanker. Angka aktivitas antioksidan
beras merah menurut hasil riset tersebut adalah 56, sementara brokoli
80, bayam 81, apel 98, pisang 65, jagung 181, dan gandum77.
Magnesium, yang terkandung dalam beras
merah, menurut beberapa studi mampu menurunkan keakutan asma, menurunkan
tekanan darah tinggi, menurunkan frekuensi migran, dan
menurunkan risiko serangan jantung serta stroke. Magnesium yang ada
diberas merah membantu mengatur irama saraf dan otot dengan
menyeimbangkan aksi kalsium. Magnesium juga perlu untuk kesehatan
tulang. Secangkir beras merah akan memberi anda 21 persen keperluam
sehari-hari akan magnesium.
Penelitian lain dari Harvard yang dimuat
di dalam Rchives of Internal Medicine menyebutkan, beras merah
merupakan pilihan yang lebih sehat bagi penderita kolesterol dan
diabetes karena menaikan gula darah secara perlahan. Pengetahuan
mengenai manfaat beras merah untuk diabetes memang bukan hal baru, namun
hingga kini nasi putih masih jadi favorit banyak orang. Dalam sebuah
penelitian terhadap 200.000 orang diketahui, mereka yang makan nasi
putih memiliki risiko diabetes 17 persen lebih tinggi dibanding yang
jarang makan nasi.
Sebaliknya orang yang makan beras merah
risiko terkena diabetes turun hingga 11 persen. Konsumsi bahan pangan
yang tinggi serat berhasil menurunkan risiko diabetes karena dapat
menurunkan level gula darah dan insulin serta mengurangi risiko progresi
buruknya toleransi glukosa ada diabetes tipe 2. Beras merah kaya serat
dan menghasilkan energi secara bertahap. Karena itu, para ahli
menyerukan agar 70 persen kebutuhan karbohidrat kita dipenuhi oleh beras
merah.
0 comments:
Post a Comment